Nama : hutama chikal akbar
NPM : 23116330
Kelas : 4KB07
PENGERTIAN ETIKA
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa
Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila
(Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab), berarti moral, dan
etika berarti ilmu akhlak.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan
prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut
etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik
PENGERTIAN PROFESI
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang
mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti
menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah
profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai
suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena
hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
CIRI KHAS PROFESIMenurut Artikel dalam International Encyclopedia of
education, ada 10 ciri khas suatu profesi, yaitu:
1) Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas
2) Suatu teknik intelektual
3) Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis
4) Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi
5) Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan
6) Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri
7) Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggotanya
8) Pengakuan sebagai profesi
9) Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi
10) Hubungan yang erat dengan profesi lain
Contoh Pantun
Bunga mawar tangkai berduri
Laris manis pedang cendol
Aku tersenyum malu sekali
Ingat dulu suka mengompol
Buah pisang buah tomat
Disimpan didalam lumbung padi
Pantas tercium bau menyengat
Rupanya kau belum mandi
Contoh Puisi
Tinggal kenangan.
Kuukir namamu dalam hatiku
Agar hati ini tak dalam kekosongan.
Meskipun kau telah menodai hati ini,
Akan kuhapus dengan sejuta air mata.
Agar hati ini tak dalam kekosongan.
Meskipun kau telah menodai hati ini,
Akan kuhapus dengan sejuta air mata.
Aku rela mentari membakar kulitku
Aku rela kebahagiaanku kuberikan padamu
Asal kau bahagia.
Aku rela kebahagiaanku kuberikan padamu
Asal kau bahagia.
Namun itu dulu
Sekarang sudah terbalut
Oleh balutan kenangan.
Sekarang sudah terbalut
Oleh balutan kenangan.
Contoh Cerita Pendek
Diet Berakhir Jeruji
Adalah Joe, yang hanya bisa mengejar tukang bakso
dengan pandangannya yang pilu, Joe merupakan mahasiswa yang bisa dikatakan
maniak weight loss, yang mengatur diet sehat dan diet ketat -macam betul.
Hari-hari ia isi dengan konsumsi makanan penuh gizi rendah kalori, plus dengan
hati yang tidak menikmati. Joe tidak menyadari bahwa ia tidak terlahir kurus,
kedua orangtuanya gemuk, hampir seluruh sanaknya gemuk, kecuali satu orang,
yaitu Alex, si buncit yang humoris.
Namun Joe percaya dengan motivasi dari seminar
bisnis multilevel yang pernah digelutinya 5 bulan lalu, “tidak ada yang tak
mungkin”, “jika kalian ingin mencapai apa yang kalian inginkan”, dan “sukses
usia muda”, tentu saja sukses bagi Joe adalah sukses menurunkan berat badan,
apa yang membuat Joe tidak pernah berhasil adalah nafsu makan yang sama besar
dengan badan, memang ia memakan sayur, dengan porsi yang sangat banyak.
Suatu hari ia membaca sebuah artikel “Tertawa dapat
membakar lemak” dan dengan sangat serius menanggapi, Joe sama dengan kedua
orangtuanya, pemurung dengan muka berlemak -sulit dibuat tertawa. Namun hari
dimana ia membaca artikel itu adalah hari dimana ia seolah terlahir kembali. Joe
menjadi pribadi yang gampang sekali tertawa, bahkan saat seseorang berbicara
serius (pada saat itu Joe menerima caci maki), sikap Joe yang berubah tentu
mengundang berbagai penafsiran dari masyarakat, dan didominasi oleh pandangan
bahwa ia telah gila.
Sedikit namun sakit, Joe perlahan-lahan diabaikan,
teman-temannya sering memandang paham ke arahnya ketika ia mencoba berbicara
hal yang lucu, hanya merespon berupa tersenyum penuh simpati, keluarga Joe pun
perlahan mulai mengabaikannya, dan ketika Joe menimbang badannya, mendapati
beratnya hanya berkurang sedikit, beberapa ons, ia meningkatkan intensitas
‘latihannya’.
Hingga pada suatu pagi, pihak keluarga sudah tidak
kuat lagi dan melaporkan Joe ke rumah sakit Jiwa di pusat kota, dan sorenya
datanglah sebuah avanza hitam ke rumah Joe, membawa lima orang dokter jiwa
(orangtua Joe sudah mengatakan sebelumnya kalau Joe bertubuh besar dan suka
melawan) dan menyeret paksa Joe ke dalam mobil, bahkan Joe tetap tertawa karena
salah satu motivasinya dalam latihan tertawa ini adalah “memandang positif dari
segala sesuatu”, singkat cerita, Joe harus menginap sampai waktu yang belum
ditentukan di balik jeruji besi yang dicat putih, berjalan dalam takdir, takdir
untuk bersama penghuni-penghuni lain yang juga melakukan ‘latihan’ yang sama.
Dan tibalah mereka di RSJ pusat kota, avanza itu
diparkir tepat di depan pintu masuk, Joe digiring layaknya tahanan, begitu
sampai di dalam, semua orang terkejut, dengan wajah ‘inikah dajjal yang
terkutuk itu’ Joe melirik marah ke sekeliling, seperti banteng menghadap
matador, kedua tangannya yang diborgol bergetar, dokter-dokter yang
menggiringnya mulai cemas, anak itu tepat seperti apa yang dikatakan
orangtuanya -pelawan.
Para dokter yang menggiring Joe mulai mempercepat
langkahnya menuju kamar sel nomor 3 di ujung kiri, dekat tangga, yang di bawah
nomornya bertuliskan ‘tidak perlu menunggu mukjizat untuk sembuh’, borgol
semakin bergetar, menimbulkan bunyi krincing-krincing yang menarik perhatian
hingga ke pintu depan, seolah akan ada yang kerasukan.
Sang satpam dengan rambut mangkuk, yang mejaga pintu
depan bergegas menuju ke arah para dokter yang bersama Joe, berlari dengan
epik, pasalnya selama hampir 1 tahun ia bekerja ia hampir tak pernah digunakan
untuk mengamankan -ada satpam lain yang lebih berwibawa untuk itu,
“Lepaskan aku! Aku bukan orang gila!” Teriak Joe
seolah baru bangun dari hipnotis, bagaimana bisa ia belum tahu sampai harus
berada di depan pintu sel,
“Tenang-tenang, tenang-tenang” satu dokter mengurut-ngurut lengan Joe dengan hampir profesional,
“Tenang-tenang, tenang-tenang” satu dokter mengurut-ngurut lengan Joe dengan hampir profesional,
Satpam sudah sampai, Joe merasa seperti
dibinatangkan, akhirnya meteran amarah sudah sampai pada batasnya, Joe entah
bagaimana caranya, dan di depan hakim para dokter akan bersaksi,
“Saya melihat anak itu melepaskan borgol dengan kekuatannya,
dan seketika itu kami semua panik”
Kedamaian yang biasanya ada di sore hari RSJ
tersebut, hilang dalam sekejap diganti riuh yang menegangkan, alarm berbunyi,
satu orang di ruang resepsionis tergesa-gesa menekan nomor pada telepon yang
ada di meja, para pasien di ruang bawah mendekatkan diri mereka ke jeruji,
bohong dengan wajah takut namun mereka sangat menikmati.
Satpam rambut mangkuk segera mencekik Joe dari
belakang, Joe pun segera meresponnya, dengan reflek serta kekuatan, yang
dibangun dari setidaknya beberapa bulan diet ketat (dan sehat), membuat badan
besarnya tidak hanya besar bodoh, namun besar sehat yang di dalam setiap
ototnya terdapat kekuatan dari gizi makanan mahal. Joe langsung menjungkirkan
si satpam ke depan, tubuh satpam yang tadi menggantung di belakang Joe
terhempas keras ke lantai.
Si Satpam, muka ‘bule’nya memerah, matanya melihat
ke atas sekali, hingga hanya putih yang terlihat di matanya yang bulat,
terkapar kejang-kejang, dan dadanya kembang-kempis, persis seperti ingin mengeluarkan
bunyi mirip kentut dari punggungnya yang menempel di lantai. Para dokter ragu
dalam keterburu-buruan yang seolah akan mengambil tindakan mantap -namun tidak
melakukan apapun.
Satu, dua dokter tumbang dengan satu dorongan, hanya
dua pria yang takut berdiri dan memilih untuk pura-pura mati, namun mata lebar
Joe masih terfokus pada satu dokter, yang berlari ke arah pintu depan, Joe
bergegas mengejarnya, dengan lambat.
Polisi: Apakah ia berhasil mengejar anda?
Dokter: Tidak, saya berlari ke arah jalan besar, dan terus berlari sambil sesekali menoleh ke arah rumah sakit, disana Joe, masih berdiri di luar dekat pintu, kepalanya menoleh ke segala arah dengan dingin.
Dokter: Tidak, saya berlari ke arah jalan besar, dan terus berlari sambil sesekali menoleh ke arah rumah sakit, disana Joe, masih berdiri di luar dekat pintu, kepalanya menoleh ke segala arah dengan dingin.
Polisi: Baik, baik pak, terima kasih, sekarang bapak boleh keluar lewat pintu yang di sana.
Dokter: T-t-terima kasih pak, kalau boleh tau, apa bapak pernah mendengar nama Joe? Mana tahu, mana tahu ini kan, dia pernah melakukan tindakan kriminal.
Polisi: (mengangguk mantap) kami semua saudara Joe, ayo bapak yang di pintu itu sudah menunggu pak dokter dengan tongkat baseballnya, silahkan.
-Karya Guido Gusthi Abadi-
Komentar
Posting Komentar