Wacana adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan dan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di dalam kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Wacana di dalam kebahasaan menempati hierarki teratas karena merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana dapat berupa kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh yang lebih besar, seperti buku atau artikel yang berisi amanat lengkap. Kata yang digunakan dalam wacana haruslah berpotensi sebagai kalimat, bukan kata yang lepas konteks. Wacana amat bergantung pada keutuhan unsur makna dan konteks yang melingkupinya.
Perhatikan contoh wacana berikut ini:
Dijual. Butuh uang tunai segera. Sebuah rumah tua, luas tanah 1.500 meter persegi dan luas bangunan 200 meter persegi. Peminat yang serius harap hubungi kami. Kami tidak punya waktu untuk melayani perantara.
Jakarta kebanjiran. Banyak orang bingung tidak punya minyak tanah. Wakil presiden tersenyum-senyum ketika menjawab pertanyaan wartawan. Pagi ini kendaraan di jalan tol sangat padat.
Contoh (1) merupakan wacana karena semua kalimat membentuk satu kesatuan untuk menunjang satu tema yang utuh, sehingga informatif dan komunikatif. Sedangkan, contoh (2) bukan merupakan wacana karena maknanya tidak utuh, tidak saling berkaitan, makna setiap kalimat itu berdiri sendiri-sendiri. Makna kalimat yang satu putus dari makna kalimat yang lain. Akibatnya, tuturan itu tidak memiliki satu informasi yang selesai, utuh, dan komunikatif.
Sekian uraian tentang Pengertian Wacana dan Contoh Wacana, semoga bermanfaat.
Referensi:
Arifin, E. Zaenal dan Junaiyah. 2009. Keutuhan Wacana. Jakarta: Grasindo
Sumber : http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-wacana-dan-contoh-wacana.html
Perhatikan contoh wacana berikut ini:
Dijual. Butuh uang tunai segera. Sebuah rumah tua, luas tanah 1.500 meter persegi dan luas bangunan 200 meter persegi. Peminat yang serius harap hubungi kami. Kami tidak punya waktu untuk melayani perantara.
Jakarta kebanjiran. Banyak orang bingung tidak punya minyak tanah. Wakil presiden tersenyum-senyum ketika menjawab pertanyaan wartawan. Pagi ini kendaraan di jalan tol sangat padat.
Contoh (1) merupakan wacana karena semua kalimat membentuk satu kesatuan untuk menunjang satu tema yang utuh, sehingga informatif dan komunikatif. Sedangkan, contoh (2) bukan merupakan wacana karena maknanya tidak utuh, tidak saling berkaitan, makna setiap kalimat itu berdiri sendiri-sendiri. Makna kalimat yang satu putus dari makna kalimat yang lain. Akibatnya, tuturan itu tidak memiliki satu informasi yang selesai, utuh, dan komunikatif.
Sekian uraian tentang Pengertian Wacana dan Contoh Wacana, semoga bermanfaat.
Referensi:
Arifin, E. Zaenal dan Junaiyah. 2009. Keutuhan Wacana. Jakarta: Grasindo
Sumber : http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-wacana-dan-contoh-wacana.html
Komentar
Posting Komentar